Deodoran banyak dipakai untuk menghindari bau badan dan keringat berlebih di ketiak. Tapi ada beberapa orang yang khawatir penggunaan deodoran ini bisa menjadi racun bagi tubuh. Amankah menggunakan deodoran setiap hari?
Penggunaan deodoran umumnya sebagai pertahanan tubuh agar ketiak tidak basah atau menghindari bau keringat yang tidak menyenangkan akibat bakteri di dalam tubuh. Fungsi dari deodoran ini menghambat saluran keringat agar jumlah keringat yang dihasilkan lebih sedikit di daerah ketiak.
Salah satu bahan yang terkandung dalam deodoran untuk menghambat keringat berlebih adalah alumunium. Bahan ini juga bisa ditemukan dalam air minum atau peralatan memasak.
Dalam beberapa tahun terakhir, santer kabar bahwa alumunium dalam deodoran dapat diserap oleh tubuh dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan kanker payudara pada perempuan.
Senyawa alumunium seperti alumunium zirconium dan alumunium klorida memang mengandung estrogen yang dapat mendorong pertumbuhan jaringan kanker payudara. Ada kekhawatiran alumunium ini memiliki efek yang sama ketika diserap melalui kulit.
Sebuah studi pernah dilakukan pada tahun 2007 dengan menganalisis jaringan payudara dari 17 pasien kanker payudara dengan mengukur kandungan alumuniumnya.
Ditemukan kadar alumunium pada daerah luar payudara di dekat tempat deodoran dipakai memang lebih tinggi. Namun menurut American Cancer Society, sampai sejauh ini peneliti belum menemukan hubungan yang jelas antara alumunium dari deodoran dengan kanker payudara.
Sementara itu alumunium juga diketahui memiliki kontribusi yang potensial untuk penyakit Alzheimer. Meskipun alumunium seringkali dikaitkan dengan masalah otak pada penderita Alzheimer, tapi belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan kaitannya dengan alumunium dalam deodoran.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Senin (11/1/2010), bahaya dari alumunium ini sangat nyata terutama pada orang yang memiliki masalah dengan fungsi ginjal. Sehingga bagi orang yang yang memiliki masalah dengan ginjal, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan deodoran.
Karena ditemukan alumunium diserap dari jalur pencernaan dan dapat menyebabkan penyakit tulang atau dialysis dementia. Alumunium yang diserap oleh tubuh, setengahnya akan diserap oleh tulang dalam waktu 2 jam saja sedangkan sisanya akan diekskresikan (dikeluarkan). Pada orang yang bermasalah dengan ginjalnya, maka proses ekskresi ini akan terganggu.
Masalah umum lainnya jika menggunakan deodoran terlalu sering adalah tubuh tidak bisa membuang limbahnya melalui kelenjar keringat akibat dihambat oleh deodoran, sehingga hal ini membuat ginjal dan hati bekerja keras untuk menyaring racun.
Meski belum ada bukti ilmiah bahwa deodoran bisa menyebabkan kanker payudara atau penyakit Alzheimer tapi sebaiknya cermatlah menggunakannya agar keringat dari dalam tubuh tidak terhambat terlalu banyak. Dan tak ada salahnya untuk menggunakan deodoran yang bebas dari alumunium.
Penggunaan deodoran umumnya sebagai pertahanan tubuh agar ketiak tidak basah atau menghindari bau keringat yang tidak menyenangkan akibat bakteri di dalam tubuh. Fungsi dari deodoran ini menghambat saluran keringat agar jumlah keringat yang dihasilkan lebih sedikit di daerah ketiak.
Salah satu bahan yang terkandung dalam deodoran untuk menghambat keringat berlebih adalah alumunium. Bahan ini juga bisa ditemukan dalam air minum atau peralatan memasak.
Dalam beberapa tahun terakhir, santer kabar bahwa alumunium dalam deodoran dapat diserap oleh tubuh dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan kanker payudara pada perempuan.
Senyawa alumunium seperti alumunium zirconium dan alumunium klorida memang mengandung estrogen yang dapat mendorong pertumbuhan jaringan kanker payudara. Ada kekhawatiran alumunium ini memiliki efek yang sama ketika diserap melalui kulit.
Sebuah studi pernah dilakukan pada tahun 2007 dengan menganalisis jaringan payudara dari 17 pasien kanker payudara dengan mengukur kandungan alumuniumnya.
Ditemukan kadar alumunium pada daerah luar payudara di dekat tempat deodoran dipakai memang lebih tinggi. Namun menurut American Cancer Society, sampai sejauh ini peneliti belum menemukan hubungan yang jelas antara alumunium dari deodoran dengan kanker payudara.
Sementara itu alumunium juga diketahui memiliki kontribusi yang potensial untuk penyakit Alzheimer. Meskipun alumunium seringkali dikaitkan dengan masalah otak pada penderita Alzheimer, tapi belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan kaitannya dengan alumunium dalam deodoran.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Senin (11/1/2010), bahaya dari alumunium ini sangat nyata terutama pada orang yang memiliki masalah dengan fungsi ginjal. Sehingga bagi orang yang yang memiliki masalah dengan ginjal, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan deodoran.
Karena ditemukan alumunium diserap dari jalur pencernaan dan dapat menyebabkan penyakit tulang atau dialysis dementia. Alumunium yang diserap oleh tubuh, setengahnya akan diserap oleh tulang dalam waktu 2 jam saja sedangkan sisanya akan diekskresikan (dikeluarkan). Pada orang yang bermasalah dengan ginjalnya, maka proses ekskresi ini akan terganggu.
Masalah umum lainnya jika menggunakan deodoran terlalu sering adalah tubuh tidak bisa membuang limbahnya melalui kelenjar keringat akibat dihambat oleh deodoran, sehingga hal ini membuat ginjal dan hati bekerja keras untuk menyaring racun.
Meski belum ada bukti ilmiah bahwa deodoran bisa menyebabkan kanker payudara atau penyakit Alzheimer tapi sebaiknya cermatlah menggunakannya agar keringat dari dalam tubuh tidak terhambat terlalu banyak. Dan tak ada salahnya untuk menggunakan deodoran yang bebas dari alumunium.
Komentar
Posting Komentar